Wednesday, April 11, 2012

Tips Menggunakan Earphone Supaya Tidak Tuli

Yang namanya melakukan aktifitas terkadang memerlukan suatu refreshing,nan biasanya refresing paling enak ialah mendengarkan lagu,ada yang memekai earphone atau headset ataupun tanpa keduanya. Pemakaian 'earphone' atau alat pendengar secara tidak tepat dan berlebihan bisa menyebabkan ketulian. Masalah ini banyak diderita oleh para remaja. Dan, berdasarkan penemuan Komnas Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian, hal ini telah dialami oleh beberapa remaja yang menggunakan 'earphone' pada alat pemutar musik dalam pesawat dari Bangkok ke Jakarta dan dari Amerika ke Jakarta.

“Saat sampai di Bandara Cengkareng, telinga mereka menjadi tuli dengan derajat ketulian 110 decibel (db). Sedangkan normal pendengaran kita 0-25 db,” kata Ketua Komnas Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian, Damayanti Soetjipto pada pencanangan Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran di SDN 05 Rawasari, Jakarta Pusat, Rabu 3 Maret 2010.

Menurutnya, jika telah terjadi gangguan seperti ini akan sulit untuk diobati dan disembuhkan. Bahkan hal terburuk yang akan terjadi adalah mengalami tuli permanen. Pengobatan yang dilakukan pun hanya bisa mengembalikan derajat ketulian menjadi 55 db dan ini termasuk dalam kategori ketulian derajat sedang-berat yang tidak akan mungkin kembali normal.

Dan perlu diketahui, gejala awal gangguan ini hanya di nada tinggi sehingga sering tidak dirasakan karena umumnya kita bercakap-cakap dalam nada rendah. Setelah semua frekwensi terkena, baru terasa bahwa pendengaran terganggu dan sudah terlambat untuk diobati.

Untuk itu, agar terhindar dari ketulian, gunakan alat pemutar musik dengan baik dan benar. Bagimana caranya, berikut tipsnya :

- Volume tidak boleh lebih dari 80 db atau tombol volume dipasang pada 50-60 % total volume.

- Jangan terlalu lama mendengarkan musik melalui earphone, apalagi terus menerus. Beri istirahat telinga setiap ½ -1 jam. Sebab jika organ dalam koklea merasa capek, pendengaran bisa mengalami rusak permanen.

- Gunakan alat pemutar musik yang memiliki volume control

- Jangan gunakan alat pemutar musik dalam pesawat terbang atau pada lingkungan ramai, sebab di situasi itu Anda cenderung menaikkan volume yang akan merusak pendengaran.

Sumber Lainnya Mengatakan Sebagai Berikut...
Penggunaan earphone yang masuk sampai ke dalam telinga ternyata berbahaya bagi telinga, terlebih jika digunakan dalam waktu yang lama dan volume yang melebihi batas toleransi pendengaran.

Bahaya pengguaan earphone mulai dari suara mendenging atau tinnitus sementara sampai pada kerusakan saraf pendengaran pada telinga. Oleh karena itu, berikut beberapa tips sehat menggunakan earphone bagi telinga:
1. Usahakan copot earphone setiap 20 menit

2. Pasang volume yang tidak terlalu besar, jika anda sudah tidak dapat mendengar suara di sekitar anda, sebaiknya kecilkan volume earphone

3. Pastikan ada label ‘CE’ atau ‘SNI’ pada earphone yang anda beli

4. Jangan pasang earphone sampai menusuk ke dalam telinga

5. Pilih pemutar musik yang suaranya tidak lebih dari 95 desibel
Sumber





Sumber Lainnya Mengatakan Sebagai Berikut...
 Perkembangan teknologi elektronik dan kompresi audio maupun video saat ini semakin canggih, hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya produk pemutar file digital portabel. Music Player 3 (MP3), MP4, atau handphone player (iPod) adalah beberapa contoh alat pemutar musik yang sekarang ini digemari masyarakat.

Disamping kualitas yang selalu membaik, bentuk dan ukurannya pun juga semakin beragam dengan harga terjangkau. Umumnya, untuk mendengar lagu favorit orang menggunakan earphone (headset) yang dikenakan di telinga. Tak hanya dalam waktu 1 atau 2 jam, bahkan saat santai orang biasanya betah mendengarkan musik hingga lebih dari lima jam, padahal sebenarnya dalam jangka panjang alat tersebut dapat mengganggu telinga.

Dalam sebuah perangkat pemutar file digital yang didengarkan melalui earphone, energi suara yang dihasilkan adalah berada di atas 90 dB (desibel). Suara dengan intensitas energi sebesar ini kurang lebih sama dengan yang dimiliki oleh mobil atau mesin pemotong rumput. Sehingga dapat dibayangkan berapa besar intensitas energi suara yang masuk ke dalam telinga. Berdasarkan standar kesehatan telinga yang diakui nasional maupun dunia internasional, seseorang hanya diperbolehkan menerima energi suara maksimal 80 dB secara terus menerus selama maksimal delapan jam.

Jika intensitas energi suara yang diterima menjadi dua kali lipatnya atau 83 dB (dalam skala dB), maka maksimal waktu yang diperbolehkan adalah hanya empat jam. Kemudian jika intensitas naik menjadi 86 dB maka durasi waktu yang diperbolehkan hanya dua jam, terlebih jika di atas 90 dB tidak boleh mendengarkan lebih dari satu jam. Hal ini dimaksudkan agar telinga tidak mengalami gangguan pendengaran, baik yang bersifat permanen maupun sementara.

Menurut dr Erlangga Eka G, MKes, Sp.THT, spesialis telinga, hidung dan tenggorokan dari Rumah Sakit dr Oen Surakarta, efek penggunaan dari earphone yang terlalu sering akan muncul dalam jangka panjang. “Radiasi maupun frekuensi yang ditimbulkan oleh earphone yang digunakan secara terus-menerus terlebih dengan suara yang keras akan mengganggu syaraf-syaraf pada telinga, akibatnya orang dapat mengalami gangguan fungsi pendengaran,” papar Erlangga.

Mengubah Energi

Dalam proses pendengaran, bunyi yang keluar dari berbagai macam benda ditangkap kemudian dapat didengar oleh telinga melalui sejumlah proses. Saat suara masuk, tulang-tulang pendengaran akan bergetar kemudian diteruskan ke bagian koklea (rumah siput) yang terletak di tengah telinga.

Pada bagian koklea terdapat sel-sel rambut yang berfungsi menangkap rangsangan atau frekuensi suara. Sel ini juga berfungsi mengubah energi akustik menjadi rangsang listrik untuk diteruskan ke pusat persepsi pendengaran di otak.

Menurut Erlangga, suara yang berfrekuensi lebih dari 80 dB dapat membuat sel-sel rambut mengalami kelelahan, jika terus mengalami kelelahan maka lama-kelamaan akan mengalami kerusakan. Kerusakan pada sel rambut menyebabkan terganggunya proses mendengar, akibatnya terjadinya penurunan fungsi pendengaran.

“Jadi perlu waspada bagi masyarakat yang gemar mendengarkan musik hingga berjam-jam dengan earphone karena ketulian dapat menyerang lebih awal. Pada awalnya, telinga yang sering menggunakan earphone tidak merasakan apa-apa. Tetapi ketika hendak mencabut earphone, telinga terasa panas dan berdengung (titinus).

Itu terjadi akibat kelelahan dan kekakuan tinggi koklea yang disebabkan oleh suara musik yang terjebak di dalam telinga bagian tengah. Kelelahan koklea yang terjadi terus-menerus dan tak segera ditangani dapat menyebabkan gangguan pendengaran menetap,” paparnya.
Titinus sebenarnya adalah hal yang normal karena merupakan tanda telah terjadi kerusakan di dalam sel rambut.

Namun, akibat seringnya terjadi kerusakan, akan menjadi permanen karena sel-sel yang rusak tidak dapat memperbaiki diri sendiri atau mati. Tak hanya dari earphone, gangguan fungsi pendengaran juga dapat timbul dari penggunaan handphone dan sumber kebisingan lain seperti konser musik, mesin pabrik atau ledakan yang dapat menyebabkan trauma akustik. “Jika terjadi gangguan tuli syaraf, maka salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan mengenakan alat bantu pendengaran,” pungkasnya. (Ikrob Didik Irawan)

Sumber
 

3 comments:

  1. Thanks sob tipsnya, sangat membantu :) dan saya juga lebih tau :)
    http://goo.gl/EeHsek

    ReplyDelete
  2. makasih
    saya lagi mengurangi pemakaian headphone

    ReplyDelete